Kamis, 02 April 2009

Pasar Tradisional Masih Diminati

Keberadaan pasar tradisional ternyata masih diminati, ditengah-tengah maraknya pasar modern, seperti pasar swalayan di Pontianak. Walaupun hujan yang mengguyur Kota Pontianak, membuat sebagian pasar tradisional menjadi becek, tak membuat masyarakat meninggalkan aktivitas berbelanja di pasar tradisional.

Hal ini terlihat dari aktvitas konsumen yang berseliweran di Pasar Flamboyan Pontianak, ditengah beceknya jalan di pasar itu. Aktivitas jual beli di Pasar Flamboyan masih terlihat. Seperti, hari-hari biasanya sebelum diguyur hujan. Tetap ramai dan memacetkan jalan.

”Yang namanya pasar tradisional, kalau hujan tetap becek, tapi saya tetap memilih berbelanja di sini, karena selain harganya murah, juga lebih segar barang-barangnya,” tutur Reni (42), saat ditemui di Pasar Flamboyan.

Selain karena harganya yang terjangkau, pedagang di pasar tradisional juga menjual barang dengan beragam variasi. Jadi, pembeli tinggal memilih di kios mana mereka akan berbelanja.

”Di sini kiosnya beragam, walaupun barang yang dijual sama, tapi kadang harganya juga beragam, tergantung penawaran pembeli. Makanya, saya lebih suka belanja di sini, dibandingkan di supermarket,” kata Reni.

Salah satu pedagang sayur di Pasar Flamboyan, Sarjiyem (57) mengatakan, setiap hari ada saja pembeli yang datang ke kiosnya, walaupun supermarket besar bertebaran di Kota Pontianak. Konsumen, sepertinya tidak terpengaruh dengan hadirnya supermarket besar. Mereka tetap saja belanja kebutuhan rumah tangga di pasar tradisional.

”Alhamdulillah, walaupun supermarket besar banyak di Pontianak, para pembeli masih mau belanja di sini, walau kadang jalannya becek karena hujan,” ujar Sarjiyem, sambil menyusun barang dagangannya.

Sarjiyem yang telah berjualan di Pasar Flamboyan selama 16 tahun, merasa bersyukur karena pasar tradisional masih diminati dan dilestarikan keberadaannya, ditengah maraknya globalisasi di masyarakat.

”Sekarang ini kan serba maju, semua orang maunya yang praktis-praktis. Makanya, saya bersyukur sekali, pasar tradisional masih diminati dan masih dipertahankan keberadaannya,” kata Sarjiyem.

Aktivitas ekonomi di pasar ini, sudah dimulai sejak pukul 03.00 pagi. Pedagang mulai menyusun barang-barangnya di kios mereka. Ada yang mengambil barang dagangan dari luar daerah Pontianak, membereskan lapak-lapak kiosnya, dan lain sebagainya. Disamping itu, pekerja-pekerja lain seperti tukang sapu dan tukang sampah, juga memulai pekerjaannya membersihkan sampah dan genangan air yang mengotori Pasar Flamboyan. Hingga pukul 05.00 pagi, para konsumen mulai berdatangan memenuhi pasar. Mereka seolah berlomba-lomba mencari harga terendah, untuk setiap kebutuhan rumah tangga yang ingin mereka beli.

Mengomentari beberapa kasus pembokaran Pasar Flamboyan beberapa waktu lalu, Sarjiyem berharap, keberlangsungan pasar tradisional tetap dipertahankan oleh pemerintah. Untuk saat ini, tidak ada biaya yang dikeluarkan pedagang dalam menggunakan kios di Pasar Flamboyan. Mereka hanya membayar uang kebersihan. Apabila Pasar Flamboyan diubah, maka sistem yang digunakan juga berubah.

Sebagai tambahan, selain sebagai lapangan pekerjaan bagi pedagang, pasar tradisional juga dibutuhkan konsumen dari kalangan menengah ke bawah, dengan harga barang yang terjangkau.

”Ya, saya harap pasar tradisional ini masih dipertahankan lah, karena tak semua pembeli bise belanje di pasar modern, dan tak semua pedagang mampu bayar sewa kalau pasar ini diubah aturannya”, kata Sarjiyem, mengakhiri pembicaraan.

0 komentar: