Sabtu, 07 Juni 2008

Langkah Juang

Kawan....
Kau tau mengapa hari ini perjuangan kita selalu gagal
Kenapa barisan kita kacau balau

Taukah kawan...
Mungkin hari ini kita tak melihat lebih dalam nilai-nilai dasar perjuangan
Kita tidak ikhlas akan apa yang kita lakukan
Kita tidak bersyukur dengan apa yang kita dapat
Kita tidak yakin dengan usaha yang dilakukan
Kita lari dari 2 pegangan kuat, Qur'an dan sunnah

Kemanakah arah perjuangan kita hari ini
Kawan....

Sudahilah seteru ini...
Kembali seperti dulu....

Just Beginning (Part One)

Jam di tangan telah menunjukkan pukul 13.05, aku berlari-lari menuju sekretariat LPM yang ada di lantai atas karena telat 5 menit. Hari ini rapat redaksi pertamaku, moga-moga bisa menjadi awal yang baik.

Kakiku berbelok menuju kantor redaksi LPM yang bersebelahan dengan UKM Olahraga. Agak sedikit kecewa saat melihat ke dalam sekretariat LPM hanya ada 3 orang, Herianto, Syahbudin dan Bang Rahim.

“Kak Yanti mane?” tanyaku pada mereka. Hardianti yang biasa dipanggil Yanti adalah Ketua LPM terpilih periode ini.

“Tadi sih ade, tapi keluar tadi same Ambar” jawab Syahbudin yang lagi duduk di bawah sambil menyelonjorkan kakinya.

“Jam berape ni kak rapatnye?” tanya Heri yang tengah melihat Bang Rahim mangutak-atik komputer dengan wajah tak sabaran.

“Jam satu sih sebenarnye....tapi cammane lah, budak-budak belom datang nih....” jawabku sambil duduk di sebelah Syahbudin.

“Hari ini rapat ape kak?” tanya Syahbudin dengan wajah culunnya.

‘Ya ampun.....masak ndak tau rapat ape....’ batinku.

“Rapat redaksi, Budin.......” Syahbudin ngangguk-ngangguk sambil terus berbicara dengan Heri.

Aku beranjak dari duduk dan mulai melihat-lihat arsip koran Warta STAIN yang ada di lemari. Melihat-lihat contoh layout-an karena masih belum ada gambaran tentang desain koran yang baru. Rencana Divisi Penerbitan – Divisi yang aku pimpin – media kampus ini akan terbit dalam 3 edisi yaitu edisi mingguan, edisi bulanan dan edisi tahunan. Ya, mudah-mudahan semua ini bisa berjalan dengan lancar. Aamin.

“Assalamu’alaikum....”

Aku menoleh mendengar salam dari luar kantor LPM. Ternyata Kak Yanti dan Ambar yang datang.

“Wa’alaikumsalam....” Jawab kami dari dalam.

“Dek....sory....tadi Yanti me Ambar ke kantin dulu’...lapar...maklom kalo’ udah lapar ndak bise miker makenye makan dulu’ baru rapat....” Kak Yanti menghampiriku di dekat jendela.

“Ndak pape bah kak, Dian pun baru datang dari rumah ni. Yang laennye kemane ye?” Aku melirik jam di layar handphone yang udah menunjukkan pukul 13.25.

“Lilis me Ka’ Erni tadi’ sih ke Prodi Kak,” Jawab Ambar.

Aku duduk di sebelah Kak Yanti yang tengah melihat-lihat catatan di bukunya sambil berbicara dengan Ambar.

“Udah jam berape nih??? Jadi ndak rapatnye??” tanya Heri gelisah.

“Tunggu lah lok Mak Nyah.....” seru Kak Yanti sambil menggoda Heri dengan menyebutnya Mak Nyah. Wajah Heri makin ditekuk dengan mulut yang manyun.

“Sape yang Mak Nyah??” omel Heri pada Kak Yanti. Yang diomel hanya ketawa-ketawa seraya mengambil papan tulis dan spidol.

“Tadi tuh, Dek, Yanti dah ngomelkan si Lilis me Kak Erni. Masak dari kemaren belom-belom lagi nyari pelanggan untuk berlangganan. Mungkin telat kali mereke kesini...”

Aku manggut-manggut sambil mencoret-coret buku agendaku. Bingung dengan pembagian wartawan untuk mencari berita. Media Warta punya wartawan-wartawan yang sudah terlatih dan handal, makanya aku agak lega karena mereka pasti bisa dipercaya untuk mencari berita. Yang aku bingungkan adalah gimana membagi mereka sesuai dengan berita yang udah aku susun. Tak berapa lama, satu-satu para pengurus dan anggota LPM mulai berdatangan. Septian, Suwadi, Pian Hadi, dan yang lainnya berdatangan. Beberapa saat kemudian rapat redaksi pun dimulai (to be continued)