Minggu, 24 Februari 2008

Hadapi Dengan Senyuman


Hadapi dengan senyuman......

Semua yang terjadi biar terjadi.......

Lirik lagu yang disenandungkan grup band Dewa itu memberikan banyak arti bagi kita. Terutama pada momen Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) Kalimantan Barat yang sebentar lagi akan selesai. Kekecewaan dan kegembiraan mungkin saja melanda beberapa kalangan. Yang namanya kompetisi pastilah ada menang dan kalah. Tinggal bagaimana kita menyikapinya dengan hati yang terbuka.

Perjalanan menuju KB-1 bukanlah hal yang mudah. Berbagai macam kendala atau rintangan dapat kita lihat dari masing-masing simpatisan atau pendukung calon gubernur tersebut. Berbagai cara juga telah dilakukan untuk meloloskan para kandidat ke jenjang KB-1. Tindakan-tindakan provokatif yang dilakukan para pendukung calon gubernur itu semakin gencar ketika memasuki tahap pemilihan. Cara-cara halal atau haram sudah tidak dipikirkan lagi. Yang ada hanyalah bagaimana calon gubernur dan wakil gubernur yang mereka angkat bisa naik menjadi gubernur dan wakil gubernur Kalbar ini.

Tindakan yang dilakukan para pendukung salah satu calon gubernur itu kadang menimbulkan keresahan masyarakat awam. Mulai dari selebaran-selebaran yang beredar di kalangan masyarakat, pesan-pesan singkat yang menyebar di ponsel, berita-berita atau opini-opini yang terlontar di media massa membuat masyarakat khawatir akan adanya sesuatu hal yang tidak diinginkan, kerusuhan atau sabotase misalnya. Statement-statement negatif yang didengar beberapa kalangan masyarakat awam membuat mereka menduga-duga apa yang akan terjadi di Kalbar ini. Ironisnya lagi, ‘bahasa-bahasa’ provokatif yang digunakan di masyarakat sepertinya menekankan kepada isu ras dan agama. Hal ini yang semakin membuat tingkat anxiety (kecemasan) masyarakat meningkat.

Melihat kondisi yang tidak kondusif seperti itu, media massa terkena imbasnya. Ketua KPUD Kalbar, Aida Mochtar, sampai menyatakan bahwa hasil-hasil rekap sementara pemilihan gubernur yang dilakukan beberapa lembaga non KPUD yang dipublikasikan di media massa dihentikan. Persoalannya, hal itu dapat membuat masyarakat berasumsi sendiri tentang siapa gubernur yang akan ‘naik’ di Kalbar ini. Belum lagi pernyataan sikap dari berbagai kalangan yang menginginkan pemilihan ulang membuat keresahan masyarakat menjadi-jadi.

Sepertinya pasca pemilihan gubernur ini kita masih belum bisa menerima hasil yang telah ditetapkan KPUD kota, kabupaten maupun provinsi. Pikiran dan hati kita belum terbuka untuk mencoba menerima ‘orang lain’ untuk menjadi pemimpin kita. Seperti lirik lagu Dewa diatas, hadapi saja semuanya dengan senyuman. Menang ataupun kalah kandidat yang kita usung harusnya kita dapat berlapang dada. Peduli amat dengan isu-isu yang berkembang akhir-akhir ini, tentang kandidat yang satu akan begini bila menjadi gubernur, kandidat yang lainnya lagi akan begitu bila naik ke posisi KB-1, dan yang lainnya. Pikiran-pikiran seperti itu malahan membuat kita pusing, stres dan akhirnya gila. Daripada kita terusik dengan hal-hal yang tidak penting seperti itu, lebih baik mulai saat ini kita mencoba membuka diri kita. Mencoba untuk berlapang dada dan ikhlas dengan hasil yang telah ditetapkan.

Seperti kata kebanyakan orang, bahwa senyuman adalah obat bagi segala penyakit. Begitu juga dengan kemenangan atau kekalahan yang akan kita terima. Hadapi saja semua kenyataan ini dengan senyuman, karena yang sudah terjadi memang seperti ini. Kita bukanlah Tuhan yang bisa memutar waktu kembali ke masa lalu. Semua ini hanyalah pelajaran bagi kita bahwa seharusnya kita bersatu untuk menuju satu tujuan. Menjadi orang yang kalah bukanlah suatu hal yang buruk karena dengan kekalahan kita bisa belajar untuk suatu kemenangan. Begitu juga menjadi orang yang menang, kita dapat belajar dari kemenangan itu dan mencoba untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan usaha untuk menuju jenjang berikutnya yang lebih baik.

Akhirnya, melalui tulisan ini, saya ingin mengajak semua pihak, baik yang menang atau yang kalah dalam pemilihan kepala daerah ini untuk berlapang dada. Bagaimana kita menghadapi semua yang telah terjadi dengan senyuman dan mengambil hikmah dari semua kejadian yang melanda kita akhir-akhir ini. Terima saja apa adanya hasil yang telah ada dan kita renungkan kembali perjalanan dari awal hingga akhir PILKADA ini, apa saja yang telah kita lakukan selama itu? Apakah sudah berada di koridor yang benar atau belum? Wallahu alam bis sawab.

0 komentar: