Sabtu, 12 Juli 2008

Potret KALBAR Masa Depan


Seorang anak kecil berlari-lari ketika lampu merah didepannya menyala...dia menadahkan tangannya di depan orang-orang yang berhenti di lampu lalu-lintas itu....Lain lagi cerita seorang anak muda yang tengah mengais-ngais tempat sampah untuk memenuhi perutnya yang tengah meronta-ronta meminta sesuap nasi....Di tempat lain lagi.....pejabat tinggi tengah asyik berdebat tentang studi banding pemerintahan ke London....Di sisi lainnya...terdapat beberapa kerumunan mahasiswa yang tengah memperjuangkan nasib rakyat yang tengah tertindas....begitulah sekilas potret yang dapat kita lihat di bumi Kalimantan Barat tercinta ini. Ada apa dengan pulau borneo hari ini?

Kalimantan Barat adalah salah satu provinsi yang ada di pulau Kalimantan ini. Secara geografis, Kalbar berbatasan langsung dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam. Diantara semua provinsi di Kalimantan, Kalbarlah provinsi yang paling luas wilayahnya. Akan tetapi, diantara semua provinsi juga Kalbar jugalah yang paling rendah tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakatnya.

Kalimantan Barat saat ini tengah mengalami reposisi kepemimpinan pasca pemilihan gubernur beberapa waktu lalu. Yang kita harapkan hanyalah seorang pemimpin yang dapat membimbing dan membawa rakyatnya menuju masyarakat yang madani. Beberapa gambaran diatas dapat kita lihat di beberapa bagian wilayah provinsi tercinta kita. Entah ada berapa banyak lagi yang serupa dengan itu yang tidak terjangkau oleh kita. Untuk membangun Kalbar 2020, sudah seharusnya pemerintah Kalbar menyiapkan master plan. Master plan ini sangat berguna untuk menentukan target pembangunan Kalbar 12 tahun mendatang. Daerah yang terkenal dengan sungai terpanjangnya (baca: Sungai Kapuas) ini, memiliki potensi yang cukup besar di daerah perikanan, misalnya. Belum lagi wilayah di beberapa daerah bagian yang memiliki hasil bumi yang bermacam-maca hingga dapat menambah penghasilan masyarakat Kalbar nantinya.

Di beberapa wilayah di Indonesia saat ini tengah mengalami kemerosotan di bidang pertanian. Pada setiap berita di media massa, dapat kita lihat bagaimana harga kedelai yang menanjak naik tapi tidak dibarengi dengan kesejahteraan petani. Atau ketika harga bahan bakar minyak yang meningkat drastis tapi tidak diikuti dengan kenaikan gaji pekerja, terutama pekerja kasar seperti buruh atau karyawan honorer. Ada yang mengatasi kenaikan BBM ini dengan bahan bakar alternatif. Namun masih saja kurang dirasakan manfaatnya. Belum lagi tuntutan hidup yang sangat tinggi membuat pemerintah Kalbar harus merekonstruksi lagi segala program kerja yang akan dilakukan demi menjaga keseimbangan kehidupan antara masyarakat dengan pemerintah.

Kalbar yang kaya dengan produksi karet, kayu dan bahan hutan lainnya tentu bisa dimaksimalkan pengelolaannya. Akan tetapi yang terjadi sekarang adalah hasil hutan itu dieksploitasi seenaknya. Keuntungannya hanya memenuhi saku orang-orang tertentu saja. Naas bagi para buruh yang mungkin hanya menerima seperempat dari hasil penjualannya. Bahkan yang terjadi sekarang illegal logging makin menjadi-jadi. Jangan sampai generasi anak cucu kita mendatang tidak lagi merasakan hasil bumi Kalbar karena sudah habis terkeruk saat ini. Tidak pernahkah para pelaku itu berpikir seperti apa Kalbar di tahun 2020?! Jangan-jangan bumi borneo ini sudah separuhnya menyatu dengan lautan karena hutannya tidak lagi bisa menyerap air. Tentunya hal tersebut tidak kita inginkan. Apa jadinya generasi mendatang kalau saat ini saja sudah sebagian hasil bumi Kalimantan dikeruk seenaknya oleh orang-orang kapitalis. Hal tersebut sudah sepatutnya kita renungkan bersama. Bukan waktunya lagi kita mementingkan perut sendiri ketika masih ada saudara-saudara kita yang tidak makan berhari-hari. Saat ini yang diperlukan untuk berbicara adalah hati nurani. Apabila hati nurani telah dikalahkan logika maka akan semakin banyak orang yang menderita. Karena yang akan menikmati tanah Kalimantan ini adalah orang-orang yang berkuasa maka akan terciptalah hukum rimba di Kalbar.

0 komentar: